Desa Tegalrejo Tambi Kejajar Wonosobo - Ilmu Alakadarnya
Wie lautet meine IP

Desa Tegalrejo Tambi Kejajar Wonosobo


Tragisnya nasib bumi kita, semakin hari bukan semakin hijau, indah dan sejuk akan tetapi malah semakin tandus, Kering dan berudara panas. Gambar tersebut adalah salah satu bukti kerapuahan/kerusakan/ketandusan bumi kita. Gambar ini bukanlah gambar tebing wisata ataupun tebing yang terjadi karena proses alamiah, akan tetapi tebing ini termasuk salah satu bekas-bekas keegoisan dan kenakalan anak manusia yang kurang mampu untuk membiayai hidupnya. Entah terpaksa atau tidak tapi mereka melakukan ini karena tuntutan untuk bisa bertahan hidup, hal ini memang benar-benar terjadi di muka bumi ini, contohnya saja di daerah Tegal Rejo, Tambi, Kejajar, Wonosobo.

Lahan yang tadinya kosong berubah menjadi tebing-tebing yang curam tak tertanami satupun pohon di atas tanah tersebut. Kegiatan para warga mencari PASIR & BATU dengan cara menggali tanah dengan kedalaman sekitar 5 – 8 meter, dan menyisakan lubang-lubang yang tak berpenghuni. Mengapa semua ini bisa terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab?

Kita Bisa saja menyalahkan warga, akan tetapi warga pun bisa mengelak dan berbalik bertanya! Wargapun melakukan hal tersebut juga demi mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari dengan cara menngali tanah untuk mengambil PASIR dan BATUnya lalu dijualnya dengan harga kurang lebihnya Rp. 200.000,- per Rit/Satu bak Mobil SS/Siklun (Salahkan warga di desaku/Benarkah tindakan warga di desaku).

Semakin tua bumi semakin rusak pula bumi kita. Sebagian foto tersebut adalah bukti yang aktual/nyata tentang sebagian kecil dari fenomena (kerusakan/dirusak) keadaan alam dibumi kita yang sampai sekarang masih kita huni yang selama ini selalu kita manfaatkan SDAnya. 

??????????
Akan tetapi bagaimana jika keadaan seperti ini masih terus terjadi dan tak henti-hentinya kita rusak, kita selalu memanfaatkan SDAnya sedangkan kitapun tak pernah memikirkan dampak buruk yang akan terjadi di masa depan. Bagaimana dengan  nasib anak cucu kita, apakah kita tega mewariskan bumi yang telah hancur ini, dan apakah masih bisa anak cucu kita memanfaatkan SDA yang tersisa padahal selama ini SDAnya pun terus menerus kita ambil.


Andaikan saja Bumi kita ini bisa bersuara mereka pasti akan berteriak, merintih menangis kesakitan karna siksaan yang bertubi-tubi kita lampiaskan kepada alam kita (tanah, tumbuhan, batu, hewan , dan segala isi di bumi ini).

Hal ini patut kita renungi, kita rubah, dan kita perbaiki (tempat-tempat yang telah kita rusak) agar anak cucu kita di kemudian hari tidak kecewa dengan peninggalan kita dan dengan kita melestarikan alam/memperbaiki alam kita yang telah rusak ini setidaknya kita sudah berusaha untuk meminimalisasikan agar tidak terjadi bencana alam.
Share this article :
 

+ comments + 1 comments

Anonymous
November 24, 2012

Semuanya salah tu gan dari pemerinth tidak ada larangan dan dari masyarakatnya sendiri pun harus makan jadi ya kaya gtu dech hasilnya

Post a Comment